Riset Operasi: Pengetahuan, Seni dan Pengetahuan Data

Ahli dari berbagai macam disiplin ilmu (teknik, matematika, sosiologi, psikologi, dan behavioral scientist) merupakan penggagas yang memprakarsai penggunaan Riset Operasi (RO). Fungsi RO sebagai alat bantu dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan Perang Dunia II. Prinsip dasar RO yaitu bagaimana mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk disalurkan ke tempat kedudukan pasukan sekutu yang sedang bertempur agar hasilnya optimum, yaitu kemenangan dalam peperangan.  RO yang dicetuskan setelah Perang Dunia II dengan 2 yaitu Program Evaluation and Review Technique (PERT) dan Critical Path Methode (CPM) yang dicetuskan pada tahun 1954.

RO merupakan gabungan antara dua aspek ilmu yaitu pengetahuan dan seni. RO dikatakan sebagai pengetahuan karena banyak menggunakan matematika dan algoritme sebagai alat untuk memecahkan masalah, sedangkan RO dikatakan sebagai seni karena berbagai keputusan dari pemecahan masalah yang dihadapi pada tingkat pelaksanaannya banyak tergantung kepada perilaku manusia yang melaksanakanya.

Untuk menyelesaikan suatu permasalahan, akan dikaji atau diamati penyebab permasalahan itu sehingga diupayakan mencari jalan keluar (beberapa alternatif) dan mencoba memilih satu jalan keluar (alternatif terbaik). Model yang digunakan untuk membuat langkah-langkah pragmatis dalam upaya memecahkan masalah, diantaranya adalah:

  • Menentukan : Tujuan à t atau z
  • Mengamati : Kendala
  • Membuat : Berbagai alternatif pemecahan

Dengan demikian, model adalah upaya menghubungkan antara masalah dengan berbagai alternatif pemecahan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Semakin tinggi kemampuan seni pemecah masalah maka makin sempurna model yang dibuatnya.

Model-model pemecahan masalah perlu dikonstruksi terlebih dahulu, agar masalahnya dapat dilihat secara rinci atau pragmatis. Langkah selanjutnya, fase penyelesaian (solusi) masalah dengan upaya mencapai hasil optimum. Makna dari optimum adalah bahwa keuntungan atau penghasilan harus maksimum dan kerugian harus minimum.

Model matematika adalah model yang dapat digunakan bila masalah, tujuan penyelesaian masalah, dan kendalanya dalam bentuk angka (kuantitatif), sehingga dapat dibuat formulasinya. Fungsi yang dapat dibentuk oleh model matematka adalah dalam bentuk fungsi, yaitu:

  1. Fungsi Tujuan (Objective Function)
  2. Fungsi Kendala (Constraints Function)

Model matematika ini dapat dikenal dengan 4 istilah programming, yaitu:

  1. Linear Programming,
  2. Integral Programming,
  3. Dynamic Programming,
  4. Nonlinear Programming.

Adakalanya model matematika tidak dapat dibuat formulasinya secara lengkap, tetapi teknik pemecahannya sangat komplek. Untuk mengahadapi masalah seperti itu dibutuhkan suatu model lain, yaitu model simulasi. Model simulasi biasanya memakan waktu dan biaya. Model matematika yang lengkap, tingkat keberhasilan penyelesaian masalah tergantung kepada tersedianya data yang tepat dan pasti. Apabila datanya perlu diperkirakan dengan distribusi kemungkinan, maka model matematika tersebut dirubah menjadi model probabilistik atau model stokastik.

Sumber Gambar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *